untuk membuat browser yang opensource. Kemudian Google mengambil sourcecode Chromium
proyek tersebut untuk membuat browser baru dengan menambah beberapa fitur tambahan, seperti
tambahan nama, yang kemudian menjadi Google Chrome. Singkat kata, Google Chrome merupakan
Chromium yang dipaket dan didistribusikan oleh Google dengan menambah beberapa fitur. Proyek
Chromium sendiri masih terus berjalan dan masih juga digunakan Google untuk meng-update Google Chrome.
Setidaknya ada 10 perbedaan antara Chromium dan Google Chrome, yang ditambahkan oleh Google, yaitu :
- LOGO
![]() |
logo Chrome dan Chromium |
- Crash reporting
- User metrics
Google Chrome mendukung format H.264, AAC, MP3, Vorbis dan Theora sedangkan Chromium hanya mendukung Vorbis dan Theora.
- Adobe Flash
- PDF support
- Code
- Sandbox
- Package
- Profile dan Cache
- Quality Assurance
para developer sebelum dikirim ke user dalam bentuk rilis. Sedangkan pada Chromium, karena memang berupa proyek development, maka segala perubahan akan langsung dikirim ke user. Sehingga Chromium lebih rentan crash dan bug, tetapi lebih up to date dibanding Google Chrome.
Jadi, sangat mungkin bila kita melihat satu fitur dari Chromium yang baru diimplementasikan pada Google Chrome beberapa waktu yang akan datang. Jangan kaget pula bila memang Chromium tidak punya Stable Released, karena memang selalu dalam tahap pengembangan.
credit: Disini
No comments:
Post a Comment