Internet
sudah menjadi kata yang tidak asing lagi bagi telinga kita. Tidak
diragukan lagi, teknologi internet sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian
orang, termasuk masyarakat Indonesia. Murah dan mudahnya seseorang
dalam mengakses layanan internet menjadi alasan utamanya. Apa lagi
dengan banyaknya manfaat dan kegunaan yang ditawarkan, yang membuat
masyarakat berbondong-bondong menggunakan layanan ini, tentunya dengan
berbagai macam alasan, antara lain sebagai sumber informasi, media
hiburan, dan bahkan sebagai media bisnis (jual-beli, dsb). Tidak heran
perkembangan internet sangat pesat dalam beberapa puluh tahun belakangan
ini. Yang tentu saja bertujuan untuk meningkatkan performa, kinerja,
serta kegunaan internet itu sendiri bagi masyarakat.
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, belakangan ini mungkin sering terdengar di telinga kita kata cloud computing. Apa sih sebenarnya cloud computing itu?
Komputasi awan (cloud computing)
merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan gabungan dari teknologi
komputer (alat/mesin yang dapat melakukan proses ‘komputasi’ secara
cepat) dengan teknologi berbasis internet (awan). Pada jaringan
komputer, internet biasanya digambarkan sebagai sebuah
awan, yang merupakan simbol dari informasi dan infrastruktur kompleks
yang ada di dalamnya. Ada yang mengatakan bahwa cloud computing dapat
digambarkan seperti sebuah jaringan listrik. Ketika kita menggunakan
listrik untuk kehidupan sehari-hari, kita tidak perlu membangun
pembangkit listrik sendiri. Kita hanya menghubungi penyedia layanan
(dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik,
dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Kita tidak perlu mengetahui
apa yang ada di dalam pembangkit listrik tersebut, cara kerjanya, atau
apapun yang berhubungan dengan pembangkit listrik tersebut. Yang kita
perlu tahu hanyalah apa kegunaannya untuk kita, bagaimana menyambungkan
listrik tersebut dari PLN (cara berlangganan), dan proses pembayarannya.
Teknologi cloud computing sebenarnya telah lama digunakan oleh orang-orang sejak lama. Dahulu sebelum digunakannya sistem operasi dan personal computer (PC) di pasarkan secara luas, masyarakat telah menggunakan teknologi ini. Yang membedakan cloud computing ini dengan teknologi sebelumnya adalah cara pendistribusian datanya. Sebuah mesin komputasi yang besar, baik dari segi power,
memori, serta ketahanannya ditempatkan di dalam sebuah ruangan, yang
dapat diakses dan digunakan oleh orang-orang yang ingin menggunakannya
(terdistribusi). Yang membedakannya dengan teknologi saat ini adalah
pada saat itu, layanan hanya dapat diakses di satu tempat/ruangan itu
saja, yang terkoneksi langsung melalui kabel. Seiring berkembangya
teknologi, komputer pribadi pun mulai banyak digunakan oleh masyarakat.
Kemudian muncul teknologi internet, untuk memudahkan orang-orang dalam
menukarkan dan berbagi (perpindahan) data tanpa terkendala oleh jarak.
Dari situlah kemudian muncul gagasan agar layanan internet lebih
dioptimalkan lagi kepada proses pendistribusian datanya, tanpa
tergantung dengan spesifikasi hardware dan software yang digunakan oleh user, yang sekarang populer dengan sebutan cloud computing.
Dari sisi kendali dan tanggung jawab yang dilakukan user terhadap sistem, cloud computing dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Software as a Service (SaaS). Layanan ini menyediakan hampir ’semuanya’ untuk pengguna. Mulai dari pengelolaan jaringan, storage, server,
sistem operasi, hingga aplikasinya (software). Pengguna benar-benar
tinggal memanfaatkan aplikasi yang disediakan oleh vendor penyedia
layanan. Kita tentu tidak asing dengan layanan seperti Yahoo Mail,
Gmail, Google Search, maupun Google Application. Layanan-layanan
tersebut termasuk ke dalam kategori SaaS.
- Platform as a Service (PaaS). Sesuai dengan namanya, PaaS menyediakan layanan terhadap platform sistem. Platform yang dimaksud disini adalah dimulai dari proses runtime, sistem operasi hingga penyediaan servernya. Pengguna hanya bertanggung jawab terhadap aplikasi yang akan dibangun pada PaaS ini. Singkatnya, kita membangun layanan SaaS kita sendiri, yang kemudian di pasang pada server-server penyedia jasa PaaS. Salah satu vendor penyedia jasa PaaS adalah Windows Azure dan Amazon Web Services.
- Infrastructure as a Service (IaaS). Ada waktu dimana kita membutuhkan aplikasi yang sangat spesifik yang membutuhkan konfigurasi sistem operasi yang unik pula. Disinilah IaaS digunakan. Penyedia layanan hanya bertanggung jawab terhadap pengelolaan jaringan, Storage, server dan virtualisasi. Sementara mengenai konfigurasi sistem operasi , runtime, hingga aplikasi itu sendiri menjadi tanggung jawab pengguna yang memanfaatkan layanan ini.
- Pengguna tidak harus dipusingkan dengan spesifikasi hardware komputer yang digunakan. Cukup terhubung dengan internet.
- Pengguna tidak perlu tahu mengenai detail software, mulai dari cara penginstalan, lisensi dan sebagainya.
- Untuk perusahaan yang bertujuan bisnis, dengan memanfaatkan layanan ini perusahaan dapat memanfaatkan layanan sesuai kebutuhan. Ketika perusahaan menjadi besar dan membutuhkan ‘lebih’, kapasitas dan otoritas terhadap layanan dapat ditingkatkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
- Pengguna dapat fokus pada tujuan utamanya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan, seperti keamanan, upgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain sudah ditangani oleh penyedia layanan.
No comments:
Post a Comment